replikas web SB

SB NEWS

Kamis, 12 Oktober 2017

Ngaji sebelum mulai

Oktober 12, 2017 0

*Randudongkal*- Riuh ramai suara bacaan ayat-ayat suci Alquran  terdengar seperti bersaut-sautan dari tiap-tiap rung kelas 1-6 SD Muhammadiyah Randudongkal kecamantan Randudongkal kabupaten pemalang Rabu (11/10).

Setiap pagi dari pukul 6:30-7:00,SD Muhammadiyah Randudongkal membiasakan murid-muridnya agar mengaji/membaca surah-surah pendek Alquran sebeluk dimulainya jam pelajaran sekolaj.Cara ini diharapkan supaya anak-anak perlahan tidak terasa dapat menghafal surah-surah pendek tersebut dengan sendirinya tanpa ada tekanan atau paksaan dalam menghafal.

Wdn(32) salaj wali murid dari desa Sikasur mengatakan,"Alhamdulillah,,anakku sekarang sudah kelas 6 dan sudah hafal semua surah yang ada tertulis di juz amma."ungkapnya.

Kemampuan anak memang tidaklah sama ada yang mudah mengingat hafalan dan ada yang tidak.Serta terkadang tidak mudah juga bagi orang tua untuk mengajarkan anak-anaknya menghafal Alquran dirumah.Tapi dengan dibiasakannya anak-anak membaca ayat-ayat Alquran setiap hari.maka,tidak terasa murid-murid SD Muhammadiyah Randudongkal biasanya perlahan akan hafal dengan sendirinya.

Dan kini dari tahun ke tahun sekolah-sekolah yang berasaskan islam ternyata semakin diminati para orang tua khususnya muslim.Karena terbukti SD Muhammadiyah yang berada di jalan Lapangan olah raga no 60 randudongkal,pada tahun-tahun ini mengalami peningkatan jumlah anak didik bisa mencapai lebi dari 30 murid bahkan kalo sampe melebihi kapasitas yang ditentukan maka akan di bagi menjadi dua ruangan demi memudahkan fokus  anak dalam mengikuti kegiatan belajar.

Baca selengkapnya...

Senin, 09 Oktober 2017

Kuliner

Oktober 09, 2017 0

Sega Nyangku Kuliner Khas Winduaji, Paguyangan.

Paguyangan (cbmnews.net) Jika selama ini yang menjadi ikon kuliner di Waduk Penjalin, Winduaji, Paguyangan adalah ikan betutu, kini sudah ada ikon baru yaitu Sega Nyangku.

Sega Nyangku sama halnya seperti nasi kucing , nasi jamblang atau ponggol bumbon.  Yang membedakan sega nyangku dengan nasi lainnya terletak pada  kemasannya. Kalau biasanya nasi dibungkus dengan daun pisang atau daun jati, tapi ini menggunakan daun nyangku sejenis anggrek tanah.

Siti Mubaedah (40) warga Petuguran menceritakan sebelum populer kertas nasi , daun nyangku sangat populer bagi masyarakat Winduaji. Selain mudah didapat , daun ini panjang dan tidak mudah sobek(08/10).

" Daun nyangku punya peranan penting dan nilai historis sebagai alat pembungkus, sebelum digusur oleh plastik dan kertas," katanya.

Keberadaannya yang mudah didapat, bentuknya yang lebar dan panjang sangat tepat untuk membungkus. Dari membungkus nasi bekal ke ladang atau nasi berkat, juga dibuat tas anyaman untuk wadah baju atau kondangan.

"Seiring perjalanan waktu dengan masuknya plastik dan kertas, dominasi nyangku sebagai pembungkus mulai ditinggalkan dan hilang," tambahnya.

Namun kini kejayaan daun nyangku sebagai pembungkus, kembali digalakan oleh relawan Waduk Penjalin. Mereka mengemas nasi dengan bungkus daun nyangku dengan label nasi nyangku.

"Kami mencoba menghidupkan kembali apa yang pernah menjadi tradisi di desa kami. Terus terang kami terinspirasi dengan populernya nasi kucing atau sega jamblang," ujar Rakhmat Sukoco relawan Waduk Penjalin.

Makan kini tak sekedar kebutuhan biologis untuk kelangsungan hidup, juga tidak memandang strata sosial. Makan kini sudah menjadi daya tarik wisata, sehingga membuat orang penasaran dan memburunya. Menggeliatnya kembali Waduk Penjalin sebagai ikon wisata,  mendorong kami mengolahnya menjadi wisata kuliner.

"Nasi putih berisi sayur kulit melinjo, daun pakis, ikan teri dan sambal, berbalut daun nyangku kami bandrol 5 ribu rupiah. Kedepannya akan ada varian menu disesuaikan selera pengunjung," tambahnya.

Semilir angin yang berhembus dari waduk dan panorama yang indah, membuat suasana makan jadi terasa berbeda. Apalagi kemasan nasi yang tidak biasa, membuat orang penasaran untuk mencicipi.

Ahmad Zaeni (49) pengurus Badan Promosi Pariwisata Daerah (BP2D), dibuat takjub ketika disuguhkan sega nyangku.

"Benar-benar unik kemasannya , saya baru pertama kali melihatnya. Porsi nasi yang pas dengan lauknya, sangat dinikmati di pagi atau sore hari," katanya.

Namun dia juga menyarankan, agar kemasannya dipercantik lagi. Dia meyakini sega nyangku akan menjadi tujuan wisata kuliner di Winduaji.

"Kalau kemasan sedikit dimodifikasi dan jenis lauk ditambah, saya yakin ini akan menjadi ikon kuliner Winduaji berdampingan dengan ikan betutu. Kearifan lokal yang dikemas dengan sentuhan masa kini, akan menjadi jembatan generasi dahulu dengan generasi sekarang," pungkasnya. ( Bas)

Baca selengkapnya...

Kamis, 05 Oktober 2017

Oktober 05, 2017 0

EVISI BERITA..

*Larangan Kembalikan 63 Anak Ke Sekolah*

LARANGAN – Kecamatan Larangan hari ini mengembalikan 63 anak putus Sekolah ke Sekolah. Demikian disampaikan Camat Larangan Supriyadi, S.Sos dalam kegiatan Gerakan kembali Bersekolah  “Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)" di Aula Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Jumat (6/10).


Hadir dalam kegiatan tersebut Bupati Brebes Hj. Idza Priyanti, SE, Kepala Baperlitbangda Drs.Angkatno, Kabid Pemerintahan dan Sosial Budaya Baperlitbangda Khaerul Abidin, MM, Ketua FMPP Brebes Bahrul Ulum, SE, MSi, Kepala UPT Dindikpora Larangan Muharsono,S.Pd, Camat Larangan Supriyadi,S.Sos dan perwakilan Koramil, Kapolsek, kepala Desa, Kepala Sekolah SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK Se Kecamatan Larangan.


Pertanggal 6 Oktober 2017, kata Supriyadi,  mengembalikan 62 anak dengan perincian SD 7 anak, MI 5 anak, SMP 13 anak, MTs 17 anak, SMA 6 anak dan SMK 15 anak. Target sampai akhir oktober mencapai 200 anak.


“ Pendidikan merupakan salah satu indikator dalam peningkatan Indeks pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Brebes. Ada tiga indikator yakni ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Terbukti dengan GKB meningkatkan IPM dari 35 ke 34," katanya. 


Kabid Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) Dedi Priyono,MM mengatakan, anak putus sekolah yang masuk kembali, nanti dapat diajukan untuk memperoleh Kartu Indonesia Pintar (KIP). Prosedurnya bisa berkoordinasi dengan Pemerintah Desa.


“ Selanjutnya akan dimasukkan Dapodik agar tahun 2018 bisa memperoleh Simpanan pelajar (Simpel), KIP nya berbentuk ATM, pertahun bagi  anak SD mendapat 450 ribu, SMP 750 ribu, SMA/SMK 1 juta.


Kepala Baperlitbangda Dr. Angkatno, MPd mengatakan, asumsi Biro Pusat Statistik (BPS) Brebes sampai tahun 2023 tidak akan mengalami peningkatan, apabila tidak ada program yang spektakuker. 


“ Dengan program GKB mudah-mudahan bisa meningkatkan IPM. Oleh karena itu, Bupati Brebes sangat cerdas dengan menggali ide ini dengan action. Hari ini Kades dikumpulkan untuk memastikan 0 – 18 thun tidak ada anak yang tidak sekolah,” katanya.

..

Ketua Forum Masyarakat Peduli Pendidikan (FMPP) Kabupaten Brebes Bahrul Ulum, SE, MSi mengatakan, inspirasi Gerakan Kembali Bersekolah (GKB) berawal dari kisah Wisnu pedagang sate dari Kecamatan Ketanggungan dan Surya dari Desa Pamulihan.


" Kecamatan Larangan sebenarnya embrio dari GKB sekitar 4 tahun yang lalu. Kemudian seluruh Desa di Kecamatan dibentuk FMPP sebagai wadah pengembalian anak Sekolah," katanya.


Bupati Brebes Hj.Idza Priyanti,  SH berharap, kembalinya anak sekolah bisa meningkatkan IPM dan juga meminta Kades untuk membantu pengembalian anak Putus sekolah.


" Karena dengan pengembalian anak sekolah berarti ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemerintah Brebes akan ikut membantu proses pengembalian anak putus sekolah," harapnya.

Kegiatan itu juga sekaligus pemberian surat rekomendasi pengembalian anak sekolah yang langsung diberikan oleh Bupati Brebes kepada anak putus sekolah yang ditanda tangani Kepala UPT Dindikpora Muharsono,S.Pd.


Data anak yang putus sekolah di Kabupaten Brebes sampai sekarang sudah mencapai 262 anak dan dipastikan semakin bertambah dari hari ke hari.

Baca selengkapnya...

Post Top Ad

Your Ad Spot